Kekeringan ini, ungkap dia, masih tergolong aman di Kabupaten OKU. Karena sumber air masih cukup banyak. Berbeda dengan di pulau Jawa.
Selain itu, hujan juga masih mengguyur di beberapa kecamatan dengan intensitas rendah. “Masih aman, sumur masih ada air, ” katanya.
Kekeringan yang terjadi tidak merata. Namun puncaknya Agustus – September 2023. Kendati aman, pihaknya tetap mengantisipasi resiko yang dimunculkan akibat kekeringan. Yakni Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutlah).
“Namun Karhutla biasanya akibat ulah manusia, ” terangnya.
Beberapa antisipasi yang dilakukan yakni mengaktifkan satgas Karhutlah di 13 kecamatan yang melibatkan semua dinas.
“BPBD juga akan memonitoring hotspot dan ini juga didukung penegak hukum (Gakkum), ” tuturnya. (Ofa)