Ogan Komering UluSumsel

Mengenang Budianto, Pimpro LPM Sriwijaya

×

Mengenang Budianto, Pimpro LPM Sriwijaya

Sebarkan artikel ini

Mengenang Budianto, Pimpro LPM Sriwijaya

Tegas Memimpin, Minta Selesaikan Buku Kenangan

Budianto SAg, atau kerap disapa Mas Budi atau Pak Budi, adalah Pimpro LPM Sriwijaya yang bermarkas di Jalinsum Kelurahan Kemelak. Jumat 31 Mei 2024 sosok yang humoris itu, berpulang menghadap Tuhan. Sudah banyak yang diberikannya untuk Kabupaten OKU, meski ia warga OKU Timur.

_________________
Mustofa, Baturaja Timur
___________________

Jumat, 30 Mei 2024, rapat persiapan Pelatihan Kabupaten (Pelatkab) persiapan Seleksi Daerah (Selekda) Peparnas Medan 2024, dan Kejurprov Para Badminton di Ogan Ilir sedang berlangsung di Sekretariat NPCI OKU komplek GOR Baturaja.

Ketika pembahasan sedang berlangsung, HP bergetar tanpa suara. Mode HP silent. Pesan singkat whatsapp yang diteruskan, membuat kaget.

Pesan tersebut dari Mas Bagus Suparjiono, Manager genza education Baturaja. Begini isinya.

*Berita Duka*
Telah dipanggil Bapa di Surga Bpk. Budi (ayahanda Sayu), Pimpro LPM Sriwijaya sekitar pkl 13.30
*Mari kita satu dalam doa agar pak Budi segera berbahagia di Surga dan keluarga yg ditinggalkan diberi kekuatan serta ketabahan*.
Tuhan memberkati.

Sebagai Pimpro LPM Sriwijaya, Budianto banyak membangun jaringan kerja dan pertemanan yang hangat. Mas Bagus, salah satu rekannya mengaku banyak kenangan dengan mendiang.

Dari awal perjumpaan, dikatakan Bagus, sosok mas Budi banyak mimpi yang sama untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat yang mempunyai cita-cita besar untuk bisa sejajar dengan manusia lain dalam hal sosial, ekonomi dan pendidikan.

“Itu harus dimiliki oleh semua manusia dan jelas tidak memandang agama apapun, ” kenangnya.

Mimpi tersebut mulai ditorehkan, ketika pertamakali Budi bertugas di Kabupaten OKU, keduanya mengembangkan projek PAUD.

“Alhamdulillah sampai detik ini binaan TK/PAUD di OKU luar biasa (hanya sebagian kecil), ” katanya.

Di mata Mas Bagus, Budi adalah anggota LSM yang menjalankan fungsinya dengan baik. Warga OKU Timur, BK IX ini tidak sungkan menyumbangkan pikiran bahkan materi untuk kesejahteraan masyarakat sampai sekarang.

“Sampai hari ini, masih ada anak-anak yang mendapatkan santunan dari Lembaga yang didirikannya yaitu LPM Sriwijaya, ” tuturnya.

Beberapa dinas yang diajak kolaborasi untuk menjalankan program tersebut. Yakni, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Dinas PPPA, Discukcapil, dan Dinas Tenaga Kerja.

Berpulangnya mas Budi, membuatnya kehilangan sosok yang peduli terhadap sesama, selain mendiang adalah sosok yang humoris.

“Terus terang saya pribadi sangat kehilangan mas Budi tapi atas kehendak-Nya beliau diberikan untuk mengabdi pada masyarakat cukup disini. Doa kami terbaik untuk mas Budi, ” tandasnya.

Roliyanto, staf LPM Sriwijaya cukup kaget mendapat kabar kepergian “bos”nya yang super humoris namun tegas dalam memimpin itu.

Ia tahu, belakangan Budianto sedang sakit. Demam Berdarah Dengue (DBD) menyerangnya sejak awal Mei 2024.

“Waktu kita ketemu di Rumkab 8 Mei, beliau baru mau sehat, tapi sudah turun ke lapangan menunggu kedatangan donatur yang diundang LPM untuk membantu korban bencana, ” jelasnya.

Memang saat bertemu 8 Mei di posko bencana, kondisi Budianto kurang sehat. Wajahnya pusat, nafas sedikit terengah-engah. Ia sudah diminta pulang untuk istirahat, namun ia memilih bertahan di posko menunggu kedatangan tamunya.

“Beliau memang sangat bertanggungjawab. Kalau tidak dipaksa pulang, beliau tidak mau pulang, ” ungkapnya.

Setelah pulang dari posko bencana, Budi lebih banyak beristirahat. Namun karena kondisi kesehatannya terus menurun, ia terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit Charitas Belitang OKU Timur, kemudian dirujuk ke RS Charitas Palembang.

“Beliau wafat di RSMH Palembang, ” ungkapnya.

Menurut Roli, Budi adalah sosok pemimpin yang tegas dan bertanggungjawab. Ia jarang marah, dan lebih banyak tertawa meski bersama bawahannya, ia tak sungkan bercanda.

“Seingat saya beliau tak pernah marah, tapi tegas, terutama untuk program di masyarakat, ” tuturnya.

Selama mendiang sakit, komunikasi dengan anggota LPM tetap berjalan. Memastikan program yang sudah dibuat berjalan.

“Termasuk penyusunan buku kenangan LPM Sriwijaya dari pertama kali berdiri sampai terakhir. Itu permintaannya, agar segera diselesaikan, ” ungkapnya.

Buku kenangan itu berisi kegiatan LPM Sriwijaya dari Kabupaten OKU Timur kemudian di Kabupaten OKU dan mengembang ke Banyuasin.

“Dua hari kami susun, dan sudah rampung. Namun ketika rampung, beliau berpulang. Buku kenangan ini nantinya akan dibagikan ke daerah binaan, sesuai dengan intruksinya, ” tandasnya.

Dengan wartawan OKU SATU, mendiang Budi juga sangat akrab. Tak jarang ia mengundang ngopi ke sekretariatnya. Terlebih jika lebih satu bulan tidak ada komunikasi via hp maupun tatap muka.

“Sombong nian wartawan sikok ini, mampirlah ke kantor, ngopi dulu kito, ” begitu ajakan beliau melalui sambungan telpon.

Obrolan serius yang tumpah di meja, biasanya dikemas dengan humor. Begitu cara beliau menyampaikan keinginannya.

Programnya cukup banyak di Kabupaten OKU. Membantu anak-anak mencarikan orangtua asuh, mendorong perdes PPPA untuk wilayah binaan, serta mendorong pemkab OKU menjadi Kabupaten Layak Anak (KLA). Selamat jalan Pak Budi. (*)

 

 

 

 

 

 

 

 

Dapatkan berita terupdate OKU SATU di Google News