Hujan Picu Karet Enggan Produksi Getah
Lubuk Raja – Hujan menjadi masalah bagi para petani karet di Kecamatan Lubuk Raja. Karena hujan yang membasahi batang karet, membuat getah yang mengalir di jalur sadapan mengeras sebelum sampai ke mangkuk getah yang dipasang.
“Harusnya hasil panen banyak, tapi karena getah mengeras di jalur sadapan, jadi tidak bisa terkumpul di dalam mangkuk, “ ujar Uut, salah satu petani di Kecamatan Lubuk Raja.
Air hujan, sebut dia, membuat getah cair jadi membeku di jalur sadapan sebelum sampai ke mangkuk penadah.
Selain itu, resiko besar bagi petani, jika kondisi kulit batang basah oleh air hujan, sementara penyadapan tetap dilakukan.
“Terlalu sering disadap saat batang basah, bisa membuat batang karet mati kulit/ tidak menghasilkan getah lagi, “ tuturnya.
Sebenarnya, kata dia, harga getah karet masih stabil. Saat ini, karet dihargai Rp 14.100 per kg untuk jenis karet panen 14 hari. Namun, karena produksi getah terganggu, sehingga pendapatannya juga terdampak.
“Harga masih stabil, “ katanya.
Sementara Dedi, petani lainnya menambahkan, harga jual karet kerap terjadi selisih. Artinya, tidak ada harga baku umum saat penjualan.
“Tergantung tengkulak, jadi pasti ada selisih atau perbedaan harga. Kualitas karet juga menentukan harga jual, “ terangnya. (Unt)