HeadlineOku Selatan

Istri Pemulung Sakit Keras 3 Bulan Tanpa Pengobatan, Tinggal di Kuburan Cina Muaradua OKU Selatan

×

Istri Pemulung Sakit Keras 3 Bulan Tanpa Pengobatan, Tinggal di Kuburan Cina Muaradua OKU Selatan

Sebarkan artikel ini

Istri Pemulung Sakit Keras 3 Bulan Tanpa Biaya, Tinggal di Kuburan Cina Muaradua

OKU Selatan – Kisah haru datang dari pelosok Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan. Sariman, seorang pemulung di Muaradua, hidup dalam kondisi yang jauh dari layak.

 

Di tengah kesulitan ekonomi, ia harus merawat istrinya yang sakit parah selama lebih dari tiga bulan, anak laki-laki yang mengalami keterbelakangan mental, dan tinggal di rumah darurat di atas tanah milik orang lain.

 

Keluarga ini tinggal di area Kuburan Cina, Kampung Minang, Kecamatan Muaradua, dalam sebuah rumah seadanya yang dibangun menumpang di atas tanah orang.

 

Tanpa listrik memadai dan fasilitas kesehatan, Sariman berjuang seorang diri menjaga keluarganya.

 

“Maaf aku cuma pemulung, bini aku sakit keras sudah 3 bulan. Kami tinggal di tanah orang, dan aku juga punya anak laki-laki yang kurang waras.

Untuk makan bae susah, jangankan berobat,” ungkap Sariman dalam permohonannya yang ditulis oleh warga yang peduli.

 

Istri Terbaring Lemah, Anemia Berat dan Malnutrisi

 

Sintiya binti Wahidin, istri Sariman yang berusia 43 tahun, terlihat sangat lemah dan kurus, hanya bisa terbaring di atas tikar tipis.

 

Hasil laboratorium dari RSUD Muaradua menunjukkan bahwa Sintiya mengalami anemia berat dan kemungkinan malnutrisi.

 

Kadar hemoglobin Sintiya hanya 6,8 g/dL (normal 11–18), dengan eritrosit hanya 2,27 juta/uL. Nilai hematokrit hanya 20%, menunjukkan tubuhnya kekurangan darah dan energi dalam tingkat serius.

 

Anak Keterbelakangan Mental, Hidup Sariman Penuh Ujian

 

Di sela-sela merawat istrinya yang sakit keras, Sariman juga harus mengurus anak laki-laki satu-satunya yang mengalami gangguan perkembangan mental.

 

Sang anak tidak bisa mandiri dan memerlukan perhatian penuh setiap saat.

 

Dalam kondisi seperti ini, Sariman tetap mencoba mencari nafkah dari sisa-sisa botol plastik dan kardus yang ia kumpulkan dari jalanan.

 

Namun, penghasilan itu jauh dari cukup untuk kebutuhan makan, apalagi pengobatan.

 

Dibantu Masuk RSUD, Tapi Masih Butuh Banyak Uluran Tangan

 

Berkat kepedulian warga dan postingan yang viral di media sosial, Sintiya akhirnya dibawa ke RSUD Muaradua pada 24 Juli 2025 malam, untuk mendapat perawatan darurat.

 

Namun proses perawatan masih sangat awal dan keluarga ini membutuhkan bantuan lebih lanjut.

 

Sariman berharap ada perhatian serius dari pihak pemerintah, khususnya Bupati OKU Selatan, Bapak Abusama, dan juga dermawan yang tergerak untuk membantu mereka.

 

“Kalau ado wong nak nolong, silakan datang langsung ke tempat kami. Aku mintak tolong wong bae yang nuliskan ini,” kata Sariman penuh harap. (TI)

Dapatkan berita terupdate OKU SATU di Google News