“Perahu jukung itu perahu yang di buat dari batang kayu besar, namun di bagian tengahnya di pahat untuk jadi tempat duduk penumpang, ” jelasnya.
Operasional perahu jukung dan tongkang cukup lama beroperasi. Tugasnya mengantarkan warga dari seberang sungai Ogan. Termasuk para pelajar Sekolah Rakyat (SR).
“Anak-anak sekolahnya di SR sekarang SD N 11 kalau tidak salah, ” jelasnya.
Setiap warga yang menyeberang menggunakan jasa perahu jukung atau tongkang di kenakan tarif murah. Yakni Rp 1 Ringgit hingga Rp 5 Ringgit.
Penyeberang dengan alternatif lain menggunakan ponton geser. Sarana ini gunakan masyarakat Dusun Baturaja yang hendak menyebrang ke tepian di seberangnya.
“Pangkalannya di BRI Lama Dusun Baturaja, ” ungkapnya mengenang masa itu.
Kerusakan lantai jembatan Ogan I mulai di perbaiki pada 1962. Lantai jembatan yang ambruk kembali di ganti menggunakan bantalan kayu.