Dalam kitabnya yang terkenal itu, banyak keutamaan haji disebutkan diantaranya ampunan bagi jamaah haji dan orang-orang yang dimintakan ampun oleh jamaah haji tersebut, pengabulan doa, surga, hak memberI syafaat kepada keluarga. (Al-Mundziri, At-Targhib wat Tarhib, [Beirut, Darul Fikr: 1998 M/1418 H], juz II, halaman 69).
Kami akan mengutip sebagian riwayat yang dikumpulkan oleh Imam Al-Mundziri sebagai berikut:
1. Penghapusan dosa bagi jamaah haji yang tidak berbuat maksiat.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ مَنْ حَجَّ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ رَجَعَ مِنْ ذُنُوْبِهِ كَيَوْمَ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ
Artinya, “Dari sahabat Abu Hurairah ra, dari Nabi Muhammad saw, ia bersabda, ‘Siapa saja yang berhaji, lalu tidak berkata keji dan tidak berbuat dosa, niscaya ia pulang (suci) seperti hari dilahirkan oleh ibunya,’” (HR Bukhari, Muslim, An-Nasai, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah).