Ritual Satu Suro di Solo
Hingga saat ini, setiap tahunnya tradisi malam satu Suro selalu di adakan oleh masyarakat Jawa. Satu suro biasanya di peringati pada malam hari setelah magrib pada hari sebelum. Sebab, pergantian hari Jawa dimulai pada saat matahari terbenam dari hari sebelumnya, bukan pada tengah malam.
Beragam tradisi seringkali di gelar untuk menyambut bulan Suro seperti jamas pusoko, ruwatan, hingga tapa brata. Dalam tradisi keraton, para abdi dalem keraton mengarak hasil kekayaan alam berupa gunungan tumpeng serta kirab benda pusaka.
Di Keraton Surakarta, menurut Dian Uswatina dalam tesisnya “Akulturasi Budaya Jawa dan Islam (Kajian Budaya Kirab Pusaka Malam 1 Suro di Keraton Surakarta Hadiningrat Masa Pemerintahan Paku Buwono XII)”, peringatan 1 Suro di lakukan dengan cara bersyukur, tafakur (merenung) dan taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah yang di pusatkan di Masjid Pujasana. Pada masa Paku Buwono XII, upacara kirab pusaka malam 1 Suro di laksanakan seminggu sekali pada hari Jumat. Itupun hanya mengelilingi bagian dalam keraton.