BeritaHeadlineoku satu

Malam Satu Suro, Malam Sakral Masyarakat Jawa

×

Malam Satu Suro, Malam Sakral Masyarakat Jawa

Sebarkan artikel ini
satu suro

 

BACA JUGA Jelang FDR, Pemkab OKU Selatan Gelar Ritual Adat Nangguh

Sekira 1973, Presiden Soeharto meminta kepada Sinuhun untuk turut berdoa demi ketentraman negara. Maka, “Sinuhun Paku Buwono XII mulai melaksanakan kirab pusaka di luar tembok keraton dan mengikutsertakan kebo bule yang dianggap sebagai bentuk pusaka keraton yang bernyawa,” sebut Dian Uswatina.

 

 

Kebo bule menjadi salah satu daya tarik bagi warga yang menyaksikan perayaan malam satu Suro. Ia bukan sembarang kerbau, karena leluhurnya merupakan hewan klangenan atau kesayangan Paku Buwono II. Leluhur kerbau bule itu merupakan hadiah dari Kyai Hasan Besari Tegalsari Ponorogo. Secara turun-temurun kebo bule menjadi cucuk lampah (pengawal) pusaka keraton yang bernama Kyai Slamet sehingga masyarakat menyebutnya kebo bule Kyai Slamet.

 

Ritual Malam Satu Suro untuk Ketentraman dan Keselamatan

Berbeda dari Solo, di Yogyakarta perayaan malam satu Suro biasanya identik dengan membawa keris dan benda pusaka sebagai bagian dari iring-iringan kirab.

Dapatkan berita terupdate OKU SATU di Google News