baturajaHeadlineSumsel

Masyaallah, 4 Tahun Jenazah KH Maimun Zubair Masih Utuh

×

Masyaallah, 4 Tahun Jenazah KH Maimun Zubair Masih Utuh

Sebarkan artikel ini
KH Maimun Zubair

Beberapa hari ini, Kota Mekkah dihebohkan dengan jenazah Ulama besar asal Indonesia. jasad Mbah Maimun atau Kiai Haji Maimun Zubair yang masih utuh.

 

 

Masih utuhnya jasad Mbah Maimun, ini di ketahui saat petugas pemakaman Jannatul Ma’la, Mekkah, melakukan pembongkaran terhadap makam di pemakaman tertua di Arab Saudi itu.

 

 

Di Kota Mekkah, pembongkaran makam di lakukan empat tahun sekali.

“Sekarang ini di Mekkah sedang viral tentang jasad Mbah Maimun yang masih utuh,” terang Alman Mulyana dalam tayangan Youtubenya yang tayang, Kamis, 27 Juli 2023.

 

 

Sejak beberapa hari terakhir sosial media baik kanal Youtube, Instagram, Tiktok tengah ramai dibahas mengenai fenomena masih utuhnya jasad ulama besar asal dari Indonesia itu.

 

 

KH Maimun Zubair
Jamaah umroh asal Indonesia saat berziarah di Makam KH Maimun Zubair di Makkah

 

 

Sebelumnya pemerintah Arab Saudi menetapkan setiap 4 tahun sekali, lakukan pembongkaran pada pemakaman Jannatul Ma’la.

Tetapi saat lakukan perombakan pada pusara Mbah Maimun, rupanya jasadnya masih utuh terbungkus kain kafan.

 

 

Sesuai ketetapan, bila ada jasad yang utuh pembongkaran tidak diteruskan dan mayat disemayamkan lagi pada tempat sebelumnya.

Masih utuhnya jasad Mbah Maimun, tanda orang saleh dan dia adalah ulama besar Indonesia yang saat hidupnya adalah ulama terkemuka.

 

 

Makam Mbah Maimun di Jannatul Ma’la, sepanjang ini lebih banyak di ziarahi umat Islam Indonesia, dan jemaah umroh dan jemaah haji.

 

Baca Juga : Karomah Berangkatkan 45 Haji Furoda Tanpa Tunggu Antrean, Segini Biayanya

 

Berikut ini profil Mbah Maimun

KH Maimoen Zubair (wafat 6 Agustus 2019) KH Maimun Zubair di kenal sebagai ulama kharismatik yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang, Jawa Tengah.

 

 

Seperti di lansir biografiku.com. Mbah Maimun lahir di Rembang Jawa Tengah, 28 Oktober 1928 dan wafat di Mekkah saat menunaikan Ibadah Haji 6 Agustus 2019 pada usia 90 tahun.

 

 

Ayah KH Maimun Zubair bernama KH Zubair Dahlan dan ibunya bernama Nyai Mahmudah.

Beliau lahir dari keluarga yang memiliki latar belakang agama Islam yang kuat. Ayahnya merupakan ulama yang pernah berguru dengan Syekh Said Al-Yamani dan Syekh Hasan al-Yamani al-Makky.

 

 

Sejak usia kecil, ia di bimbing oleh orang tuanya dengan ilmu agama yang kuat. belajar agama dari ayahnya dan juga dari para ulama di Serang, Banten.

 

 

KH Maimun Zubair tahun 1945 menimba ilmu ke Pesantren Lirboyo yang berada di Kediri, Jawa Timur hingga tahun 1949.

 

 

Setelah itu, kemudian kembali ke kampungnya, mengamalkan ilmu yang ia peroleh di pesantren ke masyarakat. Kemudian pada tahun 1950, Ia berangkat ke Mekah untuk belajar dengan ulama di Mekkah.

 

 

Salah satunya adalah Sayyid Alawi al-Maliki, Syekh al-lmam Hasan al-Masysyath, Sayyid Amin al-Quthbi, Syekh Yasin Isa al-Fadani, Syekh Abdul Qodir al-Mandaly. Di sana ia belajar selama 2 tahun.

 

 

kemudian kembali ke Indonesia dan pergi belajar ke beberapa ulama di tanah Jawa. Gurunya adalah Kiai Baidhowi, Kiai Ma’shum Lasem,

 

 

Kemudian, Kiai Bisri Musthofa (Rembang), Kiai Wahab Chasbullah, Kiai Muslih Mranggen (Demak), Kiai Abdullah Abbas Buntet (Cirebon), Syekh Abui Fadhol Senori (Tuban), dan beberapa kiai lain.

 

 

Karier Organisasi

Selama belajar Mbah Maimun juga menyusun kitab-kitab yang kemudian di jadikan rujukan untuk para santri seperti kitab al-ulama al-mujaddidun.

 

Setelah lama belajar di Mekkah dan di wilayah lain di Jawa, ia kemudian kembali ke Serang, Banten dan mengajar agama.

 

 

Pada tahun 1965, Beliau kemudian mendirikan Pesantren al-Anwar. Pesantren inilah kemudian menjadi destinasi para santri yang belajar kitab kuning. Karena ilmunya yang banyak, masyarakat kemudian mengenal Kh Maimun Zubair sebagai ulama kharismatik.

 

 

Selain di kenal sebagai ulama yang aktif dalam mengajarkan ilmu agama ke Masyarakat, KH Maimun Zubair juga di kenal aktif dalam dunia politik serta organisasi.

 

 

Pada tahun 1971, KH Maimun Zubair terjun ke dunia politik menjadi anggota DPR wilayah Rembang hingga tahun 1978.

Kemudian pada tahun 1987, beliau menjadi Anggota MPR RI utusan Jawa tengah hingga tahun 1999.

 

 

KH Maimun Zubair juga di kenal aktif dalam organisasi Nahdatul Ulama yang di dirikan oleh KH Hasyim Asyari.

 

 

Dalam biografi KH Maimun Zubair (Mbah Moen) di ketahui bahwa ia pernah menjabat sebagai Ketua Syuriah NU Provinsi Jawa Tengah.

Dari tahun 1985 hingga 1990. Beliau juga pernah menjadi Ketua Jam’iyah Thariqah NU.

 

 

Selain itu ia juga aktif organisasi partai. Seperti menjadi Ketua MPP Partai Persatuan Pembangunan dari tahun 1995 hingga 1999. kemudian menjadi Ketua Majelis Syari’ah PPP sejak 2004.

 

 

Putra Putri KH Maimun Zubair

Dalam biografi KH Maimun Zubair (Mbah Moen) di ketahui bahwa ia menikah dengan nyai Hj Fatimah yang merupakan anak dari KH Baidhowi Lasem.

 

 

Istrinya Hj Fatimah meninggal dunia pada tanggal 18 Oktober 2011.Dari pernikahannya ini, ia di karuniai tujuh orang anak.

 

 

Namun empat di antaranya meninggal ketika masih kecil. sedangkan tiga orang anaknya yang lain di ketahui bernama KH Abdullah Ubab, KH Muhammad Najih dan Neng Shobihah.

 

 

KH Maimun Zubair (Mbah Moen) juga di ketahui menikah dengan wanita bernama Nyai Masthi’ah, anak dari KH Idris asal Cepu.

 

 

Dari pernikahannya ini, ia di karuniai 8 orang anak,. Yakni KH Majid Kamil, Gus Ghofur Gus Ro’uf, Gus Wafi, Gus Yasin, neng Shobihah (meninggal), serta neng Rodhiyah.

 

 

Ia juga di ketahui menikah dengan seorang wanita bernama Nyai Maryam. Sosok KH Maimun Zubair atau Mbah Moen sangat di hormati oleh masyarakat.

 

 

Pendidikan Ilmu agama yang di dapat olehnya bukanlah dari pendidikan formal.

Namun kebanyakan melalui nonformal. seperti pesantren dan belajar langsung dari pada ulama. (*)

Dapatkan berita terupdate OKU SATU di Google News