BeritaKhutbah Jumatoku satu

Memaknai Bid’ah

×

Memaknai Bid’ah

Sebarkan artikel ini
INTI BUDAYA LITERASI
Persembahan Ust. Ahmad Yasin,S.H.I.,M.Pd. DOSEN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNBARA, PENGURUS NU DAN PENYULUH AGAMA ISLAM OKU

Maka Hadits berikutnya kullu bid’atin dhalalah, tidak bisa di maknai dengan segala sesuatu yang baru adalah sesat dan orang yang melakukannya akan masuk neraka.

Para ulama mengatakan segala sesuatu di timbang menurut ukuransyara’,al-Qur’an dan Sunah.

Di antara perkara baru adalah peringatan Maulid Nabi SAW.

Karenanya penting bagi kita untuk memaknai bid’ah, sehingga kita bijaksana dalam menyikapi sesuatu yang muncul baru dan sudah menjadi tradisi umat Islam dari generasi ke generasi.

Mulai dari abad ketujuh sampai abad kelimabelas, kebanyakan umat Islam melakukannya.

Maka kalau seandainya dikatakan bid’ah yang sesat dan masuk neraka, maka tidak akan pernah para ulama menulis tentang kebolehanya.

Ada ratusan lebih para ulama yang membolehkan maulid Nabi, bahkan Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari dalam kitabnya At Tanbihan Al Wajibat, juga membolehkannya.

Dapatkan berita terupdate OKU SATU di Google News