Scroll untuk baca
Khutbah Jumat

Pedoman Islam dalam Berperilaku di Media Sosial

×

Pedoman Islam dalam Berperilaku di Media Sosial

Sebarkan artikel ini
Ust.Ahmad Yasin,S.H.I.,M.Pd. Dosen Pendidikan Agama Islam UNBARA, Penyuluh Agama Islam dan Pengurus NU Kab. OKU

Khutbah I  
Alhamdulillahiladzi waffaqo man sa-a bikholqihi bifaddihi wakarromih,
Wa khodzala man sya-a min kholqihi bimasyi atihi wa ngadlihi,
Ashadu alla illa haillalohu wah dahu lasyarikalah…
Wala syabiiha walaa mistla wala niidalah…
Walaa khadda wala jutsata wa a’dzo a-lah…
Wa asyhadu anna sayyidana wahabibana wa a’dzimana waqoo idana muhammadan a’bduhu wa rosuuluh,
Wa shofiyyuhu wahabiibah…
Allohumma sholli wasallim wabaarik a;la sayyidana muhammadibni a’dillah…
Wa a’la a’lihi wasoh bihi wamawwaalah…
Waman tabi’ahum bi-ihsaanin ila yaumil qiyaa mah…
Wala khaula wala quwwata illa billah… amma ba’d
Fainni uu siiikum wanafsi bitaqwallooh hi la-a’liyyil a’dziim al- qoo ili fii muhkami kitabih…
Yaa ayyuhaladzina aamnuu.. ittaqulloha haqqo tuqoo tihi wala tamuutunna illa wa-antum muslimuun…

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah
Pada kesempatan mulia ini, khatib tak bosan-bosannya mengingatkan dan mengajak kepada seluruh jamaah untuk selalu menguatkan dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Komitmen ini harus kita aplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari, baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Karena kita sadari, di era modern saat ini, di mana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta informasi berkembang dengan pesat, kita telah hidup di dua dunia yakni dunia nyata dan dunia maya.

Di dunia nyata kita berinteraksi secara fisik dengan orang lain sementara di dunia maya kita melakukan muamalah atau aktivitas seperti komunikasi dan interaksi secara virtual melalui penemuan teknologi canggih seperti internet dan media sosial. Perlu kita ingat bahwa semua aktivitas di dua dunia ini harus memiliki norma dan etika yang sesuai dengan tuntunan perintah dari Allah sehingga tidak mengendurkan ketakwaan dan keimanan kita kepada-Nya.

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah Terkait dengan kehidupan era baru di dunia maya saat ini, ada hal-hal yang perlu dipedomani agar tidak membawa dampak buruk terhadap psikologi dan hubungan kita dengan orang lain.

Terkait dengan hal ini, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah menerbitkan Fatwa MUI Nomor 24 tahun 2017 tentang Hukum dan Pedoman Bermuamalah Melalui Media Sosial. Fatwa ini sangat bermanfaat bagi umat Islam untuk menjadi pedoman dan panduan dalam menyikapi derasnya informasi di era media sosial saat ini. Apalagi berbagai hal bisa dengan mudah viral di dunia maya dan diperlukan panduan untuk menyikapinya.

Setidaknya ada 5 hal yang perlu kita perhatikan dalam bermedia sosial menurut fatwa tersebut.   Pertama adalah dalil dalam Al-Qur’an dan hadits yang menjadi panduan dalam bermedia sosial. Di antaranya firman Allah SWT yang memerintahkan pentingnya tabayyun atau klarifikasi ketika memperoleh informasi yakni pada surat Al-Hujurat ayat 6:

YAA AYYUHALADZINA AAMANUU INJAA AKUM FAASIQUM BINABAA I FATABAYYANUU ANTUSIBUU QOUMAMBIJAHAA LATING FATUS BIKHUU A’LA MAA FA A’LTUM NAA DIMIIN…

Artinya, “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”   Hadits Nabi saw juga perlu kita pegang dalam bermedia sosial yang memerintahkan agar kita bertutur kata yang baik. Hadits ini berasal dari Abi Hurairah ra:
WAMANGKAANA YUKMINU BILLAAHI WALYAUMIL AKHIR, FAL YAQUL KHOIRON AU LIYAS MUT
Artinya, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya ia berkata yang baik atau diam.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Kedua kita harus memperhatikan hal-hal yang diharamkan. Dalam bermuamalah di media sosial setiap kita wajib senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan, tidak mendorong kekufuran dan kemaksiatan, mempererat ukhuwwah, dan memperkokoh kerukunan, baik intern umat beragama, antar umat beragama, maupun antara umat beragama dengan Pemerintah.

Kita diharamkan melakukan ghibah, fitnah, namimah, dan penyebaran permusuhan, melakukan bullying, ujaran kebencian, dan permusuhan atas dasar suku, agama, ras, atau antar golongan, menyebarkan hoaks, pornografi, kemaksiatan, berprasangka buruk dan segala hal yang terlarang secara syar’i. Allah berfirman:
YAA AYYUHALLADZINA AAMANUJ TANIBU KTSIIROM MINADZONN, INNA BA’DZOD-DZONI ITSMUW WALAA TAJASSASUU WALA YAGTAB BA’DOKUM BA’DO
Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka! Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain“ (QS Al-Hujurat: 12).

Ketiga, kita perlu memahami panduan-panduan dalam bermedia sosial. Kita harus menyadari bahwa informasi yang berasal dari media sosial memiliki dua kemungkinan yakni benar dan salah. Dari dua hal ini kita harus mengetahui bahwa yang baik di media sosial itu belum tentu benar. Yang benar belum tentu bermanfaat. Yang bermanfaat belum tentu cocok untuk disampaikan ke ranah publik. Tidak semua informasi yang benar itu boleh dan pantas disebar ke ranah publik. Kita tidak boleh langsung menyebarkan informasi sebelum dicek dan dilakukan proses tabayyun serta dipastikan manfaatannya.

Dalam melakukan pengecekan apakah informasi yang kita dapat benar atau tidak, bermanfaat atau membawa mafsadat, kita harus memastikan sumber informasi (sanad)nya. Teliti kepribadian, reputasi, kelayakan dan keterpercayaan orang yang menyebar informasi. Pastikan juga aspek kebenaran konten (matan)nya, yang meliputi isi dan maksud mengapa informasi tersebut disebarkan. Dan penting juga untuk memastikan konteks tempat dan waktu serta latar belakang saat informasi tersebut disampaikan.   Pengecekan informasi ini bisa kita lakukan dengan bertanya kepada sumber informasi atau pihak-pihak yang memiliki otoritas dan kompetensi.

Sebaiknya saat menanyakan sebuah informasi, kita lakukan secara tertutup alias tidak terbuka di ranah publik seperti melalui group WA misalnya. Hal ini bisa menyebabkan informasi yang belum jelas kebenarannya tersebut bisa beredar luar ke publik.

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah
Keempat, kita perlu memahami pedoman dalam memproduksi atau membuat konten di media sosial. Kita harus menggunakan kalimat yang baik, tidak multitafsir, dan tidak menyakiti orang lain. Konten yang kita buat di media sosial juga harus menyajikan informasi yang bermanfaat dan mewujudkan kemaslahatan serta menghindarkan dari kemafsadatan.   Hal-hal yang kita unggah di media sosial harus bisa mendorong kepada kebaikan (al-birr) dan ketakwaan (at-taqwa), bisa mempererat persaudaraan (ukhuwwah) dan cinta kasih (mahabbah), menambah ilmu pengetahuan, dan mendorong orang lain untuk melakukan ajaran Islam dengan menjalankan seluruh perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Mari hindari mengunggah konten di media sosial yang melahirkan kebencian dan permusuhan mencari-cari aib, kesalahan, dan atau hal yang tidak disukai oleh orang lain.

Kelima, kita perlu memahami pedoman dalam menyebarkan informasi di media sosial di antaranya memastikan bahwa yang kita sebarkan adalah benar dari aspek isi, sumber, waktu dan tempat, latar belakang serta konteks informasi disampaikan. Informasi yang kita sebar juga harus bermanfaat, baik bagi diri penyebar maupun bagi orang atau kelompok yang akan menerima informasi tersebut.   Jangan dengan mudah kita menyebarkan informasi yang kita dapatkan karena Rasulullah telah mengingatkan dalam haditsnya:
KAFAA BIL MAR-I KADZIBAN ANYUHADITSA BIQULLIMAA SAMI-A’
Artinya, “Cukup seseorang dikatakan dusta, jika ia menceritakan segala apa yang ia dengar.” (HR. Muslim).

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah
Demikianlah lima (5) hal yang perlu kita perhatikan dalam bermuamalah di media sosial. Semoga kita senantiasa diberikan petunjuk oleh Allah untuk mendapatkan kebenaran dan kita dijauhkan oleh Allah dari kebatilan. Amin
Aquulu qouli haadza wastaghfirullooha li walakum, fastaghfiruuh, innahu huwal ghofururrohiim.

Khutbah II
Innal khamda lillahi nakhmaduhu wanas taghfiruuh, wanasta i’nuhu wanastah diihi wanas kuruhhu, wana u’dzu billahiminsyururi anfusina wamin syaiy aati a’ maalina, mayyahdillahu falaa mudzilla-lah, wamayyudlilhu fala haadiyalah, washolatu wassalamu a’laa sayyidina mukhaamdinisshodiqil wa’ dil amiin, aw a’la ihwanihinnabiyyiina wal mursaliin, warodiyallohu a’n ummahatil u’ miniiin, wa alil baitittho hiriin, wa a’nil khulafaairrosyidiin, abi bakrin wa u’mar wa usmana wa a’liy, wa a’nil a-immatil muhtadiin, abii khaniifata wamaalikin wassya fi-i’ wa ahmada wa a’nil auliya I wasshoolihiin,
Amma ba’d,..

fayaa ayyuhal muslimuun, uu syii kum wanafsi bitaqwalloohil a’ liyyil a’dziim fattaquuh, wa’ lamuu annalloha amarokum bi amrin a’dziim, amarokum bissholaati wassalaam a’laa nabiyyihil kariim, fwoola ta-a’ la.. innalloha wamalaaikatuhu ysholi a’lannabiyy, yaa ayyuhaldziina aamanu shollu a’laihi wasallimuu tasliima, allohumma sholli a’sayyidina muhammadiwwa a’la aali sayyidna Muhammad, kamaa shollaita a’laa sayyidina ib’roohiim wa a’la alihi sayyidina ib’roohim, wabaarik a’la sayyidina Muhammad kama shollaita a’laa sayyidina ibroohiim fil a’la miana innaka khamiidummajiid’

Allohummaghfiir, lil muslimiina wal muslimaat, wal mu’miniiina wal mu’minaat, al; akhya imin hummawal amwaaat, allohummaj a’lnaa hudatam muhtadiin ghoirodzoolliin, allohumastur a’u rootina wa-aamirou o’tina wak fina ma ahammana waqinaa syarroma natakhowwuf, robbanaa aatina fiddunya hasanah, wafil aakhiroti hasanah, waqinaa a’dzaa bannaaar.

i’baadallooh,…

innalloha yak murukum bil a’dli wal ihsaani wa iitaidzil qurbaa wayanhaa a’nil faksyaaa wal mungkar wal baghy ya-I’dzukum la-a’llakum tadzakkaruun,fadzkurullooohal a’dzim yadzkurkum wasykuruu hu a’laa ni’amihi yazid’kum was a’luuhu minfadzlillahi yu’ tikumulloh wayaj-a’llakum min amrikum makhrojan, walaa dzikrulloohi akbar

 

Persembahan Ust.Ahmad Yasin,S.H.I.,M.Pd.
Dosen Pendidikan Agama Islam UNBARA, Penyuluh Agama Islam dan Pengurus NU Kab. OKU

Dapatkan berita terupdate OKU SATU di Google News