OKU | Sumatera Selatan – Musim kemarau biasanya identik dengan kekeringan. Namun, berbeda dengan tahun ini.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) OKU mengingatkan masyarakat untuk tetap siaga menghadapi potensi banjir, meski kemarau sedang berada di puncaknya.
Kepala BPBD OKU, Januar Efendi, menjelaskan bahwa peringatan tersebut berlandaskan prediksi cuaca terbaru dari BMKG.
Laporan BMKG menunjukkan peluang curah hujan menengah, berkisar 100–300 milimeter, di Sumatera Selatan pada Agustus 2025 mencapai lebih dari 70 persen.
Kondisi ini dinilai cukup mengkhawatirkan, terutama bagi warga yang tinggal di sepanjang aliran Sungai Ogan.
“Warga di bantaran sungai harus lebih berhati-hati. Meski kemarau, debit hujan masih bisa meningkat tajam sehingga menimbulkan banjir luapan,” ujar Januar.
Curah Hujan Tinggi di Tengah Kemarau
Prediksi BMKG bahkan menyoroti adanya potensi hujan kategori tinggi, 300–400 milimeter, dengan peluang mencapai 60 persen di sejumlah daerah Sumatera Selatan.
Wilayah itu meliputi Musi Rawas Utara, Musi Rawas, Lubuk Linggau, Pagar Alam, Lahat, Muara Enim, OKU, OKU Selatan, Banyuasin timur, serta OKI.
Fenomena ini menandakan bahwa musim kemarau bukan berarti langit sepenuhnya cerah tanpa hujan. Perubahan iklim dan faktor geografis membuat pola cuaca semakin sulit diprediksi.
Hal inilah yang membuat bencana banjir bisa datang di luar dugaan.
Prioritas Karhutla, Antisipasi Banjir Jalan Bersamaan
Meski ancaman banjir sudah di depan mata, BPBD OKU tetap menjadikan pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sebagai fokus utama.
Juli–Agustus masih termasuk periode rawan karhutla di Sumatera Selatan. Namun, antisipasi banjir dilakukan secara paralel dengan menyiagakan personel serta peralatan darurat.
“Musim kemarau tahun ini diperkirakan lebih singkat dibandingkan biasanya. Karena itu, masyarakat juga harus bersiap menghadapi pancaroba menuju musim hujan,” tambah Januar.
Catatan Banjir Terkini di OKU
Peringatan ini bukan tanpa alasan. Dalam kurun waktu singkat, OKU telah dua kali dilanda banjir besar.
-
31 Juli 2025, luapan Sungai Ogan merendam 82 rumah di lima desa dengan ketinggian air hingga 80 sentimeter.
-
11 Agustus 2025, banjir kembali terjadi di Kecamatan Baturaja Timur, menimpa 463 jiwa yang tersebar di enam desa dan kelurahan.
Meski kedua insiden itu tidak menelan korban jiwa, dampak kerugian yang dialami masyarakat cukup besar. Data ini sekaligus mengingatkan bahwa wilayah OKU memang rawan banjir, bahkan di musim kemarau sekalipun.
BPBD menegaskan, kewaspadaan warga sangat menentukan. Dengan kesiapsiagaan bersama, dampak buruk bencana bisa ditekan seminimal mungkin. ***