BeritaKhazanah Islamoku satu

Benarkah Penggunaan dan Bakar Kemenyan adalah Syirik

×

Benarkah Penggunaan dan Bakar Kemenyan adalah Syirik

Sebarkan artikel ini
INTI BUDAYA LITERASI
Persembahan Ust. Ahmad Yasin,S.H.I.,M.Pd. DOSEN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNBARA, PENGURUS NU DAN PENYULUH AGAMA ISLAM OKU

Benarkah Penggunaan dan Bakar Kemenyan adalah Syirik

Oleh Ust.Yasin

Fenomena pandemi menyisakan beberapa peristiwa unik yang dapat disaksikan di beberapa wilayah Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Warga Muslim di beberapa daerah Indonesia memiliki tradisi unik dalam rangka menolak wabah atau yang dikenal dengan ritual tolak bala.

Warga di Desa Koto Iman, Kerinci, Jambi misalnya, membakar kemenyan di lima titik dalam dusun mereka disertai dengan mengumandangkan adzan sebagai ikhtiar.

Sementara itu, di Bawean Gresik, para bapak membaca zikir dan shalawat sambil mengelilingi desa mereka. Para kaum wanitanya membakar kemenyan di rumahnya masing-masing agar terbebas dari penyakit di masa pandemi sampai saat ini.

Sering kali kita jumpai pembakaran kemenyan di tempat-tempat tertentu (misalnya makam para wali). Dan juga sering dijumpai pada acara-acara tertentu (seperti doa sedekah bumi) yang dilakukan secara islami dengan menggunakan bahasa Arab.

Dapatkan berita terupdate OKU SATU di Google News