Selain itu, kita harus tahu waktu. Kapan waktu yang tepat membaca Al-Qur’an dengan pengeras suara dan kapan tanpa pengeras suara. Jangan sampai kita mengatasnamakan syiar, kemudian kita lupakan hak orang lain untuk beristirahat akibat semalam suntuk terganggu bacaan Al-Qur’an dengan pengeras suara.
Ada lagi yang lucu. Sepuluh hari terakhir adalah saat-saat istimewa di bulan Ramadhan. Rasulallah mengajarkan kita agar serius dalam i’tikaf, qiyamul lail dan memperbanyak melakukan amal shalih.
Di malam-malam inilah Allah SWT memberikan lailatul qadar bagi hamba-hamba-Nya yang mau. Sayangnya hal ini direspon kurang antusias. Yang terjadi adalah sebaliknya. Jama’ah shalat Isya’ dan Tarawih semakin surut.
Tarawih tidak lagi menggairahkan sebagaimana hari-hari pertama. Yang ramai malah pusat-pusat perbelanjaan. Antusiasnya bukan memperbanyak ibadah dan amal shalih, tetapi menyiapkan tetek bengek menyambut Idul Fitri.