Meningkatkan ibadah di sepuluh hari terakhir terasa tidak enak. Yang enak kemudian adalah belanja dan mudik. Lagi-lagi nafsu kita telah merasuki aktifitas-aktifitas yang dianggap sebagai ibadah.
Belanja dan mudik menjadi enak, karena lebih nafsu telah nimbrung, sehingga seolah-olah menjadi ibadah yang wajib dilakukan.
Nafsu ternyata juga masuk dalam ibadah shalat Idul Fitri. Shalat sunnah tahunan ini disambut sukacita. Shalat sunnah ini terasa sangat enak dan menyenangkan daripada shalat fardlu.
Meskipun jarang menjalankan shalat lima waktu, tetapi jika seseorang tidak bisa ikut shalat Idul Fitri, niscaya dia akan merasa sangat rugi dan menyesal.
Tidak cukup itu perasaan menyesalnya dikabar-kabarkan kepada siapa saja yang ditemuinya. Nafsu kita telah menghalangi kita bisa ikhlas beribadah kepada Allah SWT semata.
Bentuk-bentuk ibadah tersebut hanya dijadikan tameng bagi nafsu untuk memuaskan diri. Oleh karena itu, gejolak liar nafsu kita harus dideteksi sejak dini.