Poin pertama yang beliau sampaikan adalah konsep payung (umbrella concept) tentang seorang imam yang harus menjaga, atau minimal mempertimbangkan kenyamanan makmumnya.
Konsep ini bisa kita hubungkan dengan kemampuan imam untuk membaca Qiro’at al Fatihah dan bacaan ayat Al Qur-an dengan berbagai model lantunan yang indah, merdu dan tartil.
Perlu juga kita perhatikan bahwa kekhusyu’an bisa jadi sangat terbantu dengan cara bacaan imam yang fasih dan dengan suara yang merdu dan tartil.
Makna kenyamanan dalam shalat ini juga bisa kita hubungkan dengan lama tidaknya sang imam melakukan gerakan shalat.
Poin ini menjadi semakin penting ketika makmum berisikan berbagai macam orang dengan berbagai macam kesibukan.
Akan menjadi tidak bijak jika sang imam memperpanjang tempo bacaan (baik dengan menambah jumlah bacaan atau membacanya dengan cara yang lama) selama shalat.