Pertamakali menjejakkan kakinya di pulau Sumatera pada tahun 1965 bertepatan dengan meletusnya Gestapu (Gerakan September 30).
Dari Jawa Tengah, Mbah Eko bersama suaminya Mbah Wagiran dan putra sulungnya, menyeberang ke Pulau Sumatera. Tujuan awalnya ke Ranau Kabupaten OKU Selatan (dulu masih Kabupaten OKU).
Namun saat kakinya menjejak tanah pelabuhan di Kota Lampung, niatnya ke Ranau batal. Uang yang dibawa tak cukup membawa keluarga kecil itu sampai tujuan. Keluarga kecil itu, akhirnya menetap di Belitang BK 3 Kabupaten OKU Timur (dulu masih OKU).
“Ke Belitang BK 3 itu nyasar. Karena mau ke Ranau tapi kehabisan ongkos, ” seloroh mbah sembari tertawa kecil.
Di tanah rantau, ia mendapat tumpangan dari warga sekitar. Bahkan, untuk bertahan hidup, ia mencari upahan bertani. Pun sampai mendiang suaminya, Mbah kakung wafat ketika itu.
“Tahun 1970 saya ke Baturaja, naik kereta api, ” ungkapnya.