Dengan wartawan OKU SATU, mendiang Budi juga sangat akrab. Tak jarang ia mengundang ngopi ke sekretariatnya. Terlebih jika lebih satu bulan tidak ada komunikasi via hp maupun tatap muka.
“Sombong nian wartawan sikok ini, mampirlah ke kantor, ngopi dulu kito, ” begitu ajakan beliau melalui sambungan telpon.
Obrolan serius yang tumpah di meja, biasanya dikemas dengan humor. Begitu cara beliau menyampaikan keinginannya.
Programnya cukup banyak di Kabupaten OKU. Membantu anak-anak mencarikan orangtua asuh, mendorong perdes PPPA untuk wilayah binaan, serta mendorong pemkab OKU menjadi Kabupaten Layak Anak (KLA). Selamat jalan Pak Budi. (*)