Pemakaman Jadi Komplek Pertokoan
Suasana Sabtu 12 September 2023 sore, di jln Slamet Riadi kawasan Pasar Baru Kelurahan Kemalaraja Kecamatan Baturaja timur lengang.
Jarum jam menunjukkan pukul 17.30 wib. Setengah jam menjelang Magrib.
Namun intensitas lalulintas kendaraan menurun drastis. Tak banyak yang berlalu lalang. Dan didominasi kendaraan roda dua.
Sejumlah unit usaha masih membuka operasionalnya. Pedagang bakso masih sibuk dengan pelanggannya.
Pedagang aksesoris yang masih setia menunggu pelanggannya mampir.
Toko waralaba modern di kawasan itu, sudah pasti sibuk. Emak-emak sibuk belanja kebutuhan dapur.
BACA JUGA
Toko handphone pun tak mau kalah. Banyak pelanggan yang datang, namun tak lama keluar dar toko tersebut.
Mungkin barang yang dicari tidak ada di toko tersebut.
Sementara pertokoan lainnya sudah tutup. Paling telat pukul 17.00 wib, toko-toko tersebut menghentikan operasionalnya setiap hari. Kantung parkir di ruas jalan tersebut hingga Mayjen Sutoyo (belakang kantor Pariwisata) sepi.
Penghuninya sudah kabur sejak beberapa jam lalu. Pulang ke rumah masing-masing, seiring habisnya pengunjung pasar baru.
Lengangnya kantung parkir yang biasanya padat di pagi hari, bisa menjadi lahan untuk bermain bola.
Jalan itu sudah lama ada. Namun masih berupa tanah dan ukurannya kecil.
“Jalan diubah besar, saat kawasan Pasar Baru dan terminal dibangun, “ ujar Jurnailis, salah satu warga tinggal di kawasan itu di tahun 1970an.
Sementara Jalan Slamet Riadi ketika ibu beranak 4 empat ini masih duduk di bangku SMA, belum tersentuh aspal.
“Waktu itu masih pengerasan dengan batu. Kendaraan juga masih sedikit. Orang-orang tertentu yang punya kendaraan, “ jelas warga Kelurahan Sukaraya.
Kawasan pasar dan terminal termasuk kantor Koramil di era 70an, masih berupa kebun belukar.
Jalanan kecil untuk akses ke kawasan itu sudah ada. Namun jalan tersebut sudah berubah menjadi jalan besar.
Di dalamnya masih banyak tanaman buah. Kawasan itu kerap dimanfaatkan anak-anak di masa itu, mendapatkan buah segar gratis.
Area kebun memang menjadi arena bermain anak. Terlebih di kala itu, tidak banyak mainan yang bisa dipilih.
“Di lahan Koramil, itu area pemakaman. Ketika akan dibangun, semua makam dipindah di tahun 1979,“ ungkapnya seraya menyebut pemindahan makam dilihatnya.
Warga asal Tanjung Enim Kabupaten Muara Enim, tinggal di kawasan itu sejak duduk di bangku SMA.
Ia merantau ke Baturaja mengikuti keluarga orangtuanya.
“Ibu dulu tinggal dekat kantor Koramil di Pasar Baru, ikut Uwak,“ jelasnya.
Kawasan kebun belukar membentang luas hingga ke perempatan eks swalayan Kanio.
Jaman merubahnya sangat cepat. Pembangunan dimulai di kisaran tahun 80an.
Saat alat berat mulai mem-buldozer lahan kebun menjadi terminal dan pasar.
Kepadatan pasar atas dibagi dua. Sebagian pedagang dan hadirnya pedagang baru, mengisi lapak dan los pasar baru.
Terminal kendaraan di kawasan pasar atas, ikut pindah ke pasar baru.
Bekas terminal pasar atas dibangun gedung pasar inpres dua lantai.
Lantai bawah untuk pedagang pakaian, dan lantai dua untuk kegiatan lain.
Sejak dibangunnya terminal di pasar baru, transportasi angkutan penumpang dari dalam dan luar Kabupaten OKU mampir di terminal itu.
Aktifitas terminal perlahan namun pasti berubah drastis. Terminal menjadi ramai.
Hal diiringi pula dengan bertambahnya jumlah pedagang di pinggir pagar terminal.
Pedagang pasar baru juga bertambah. Bahkan mereka yang tak punya lapak di dalam pasar, rela membuat lapak dadakan di tepi jalan poros.
Di tahun 2004-2005, pemerintah daerah membangun Terminal induk di Kelurahan Batukuning Kecamatan Baturaja Barat.
Terminal itu menjadi pusat pemberhentian kendaraan. Tidak hanya kendaraan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP), tapi juga kendaraan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP).
Seiring rampungnya terminal tipe A itu, terminal di Pasar Baru dibongkar. Seluruh kendaraan dialihkan ke terminal Batukuning.
Namun sayangnya, kendaraan hanya bertahan beberapa bulan sanggup masuk terminal Batukuning.
Selebihnya, kendaraan lebih banyak mangkal di sembarang tempat. Sehingga lahirnya sebutan “terminal bayangan”.
Bekas lahan terminal, kemudian dibangun dua gedung layanan masyarakat.
Yakni, gedung Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil), dan Dinas Pariwisata Kebudayaan (Disparbud).
Dan terbaru masih dalam proses pengerjaan dibangunnya gedung Mall Pelayan Publik atau MPP.
Kini kawasan Pasar Baru sudah bermetamorfosis. Dulu daerah yang sepi dipenuhi tanaman, berubah menjadi bangunan beton.
Lalulintas padat pada jam-jam tertentu. Kantung parkir berisi kendaraan umum. Biasanya kendaraan tujuan Martapura, OKU Selatan, Ulu Ogan dan Muara Enim. (Ofa)