Karena menjauh dari ulama itulah Allah SWT memberikan tiga musibah kepadanya.
Pertama adalah hasil kerjanya tidak barokah.
Tidak seperti orang dahulu yang mondok dan kuliah dengan keuangan yang sulit tapi kemudian sukses menjadi kiai alim dan cendekiawan.
“Sekarang mahasiswa satu bulan nggak cukup Rp2 juta, kadang Rp3 juta. Pulang bodoh tapi pintar demo, bahkan maaf-maaf sampai hamil di luar nikah. Betapa tidak barokahnya duit Rp3 juta sebulan yang dikirimkan ke mahasiwa itu. Kenapa nggak barokah? Karena jauh dari bimbingan dan doa para ulama, jauh dari keberkahan dan ridha para ulama. Akhirnya rezekinya tidak barokah,” jelasnya.
Kedua, Allah SWT mengirimkan pejabat yang dzalim.
Hal ini bisa dilihat dari para pejabat yang diangkat berasal dari orang-orang yang tidak taat ibadah, mengikuti ajaran wahabisme, syiah dan liberal.
“Itu namanya dzalim, tidak ikut membimbing rakyatnya supaya berakidah yang benar, bersyariat yang benar, supaya beribadah yang benar. Kenapa ada penguasa dzalim, karena salah satu penyebabnya adalah masyarakat sudah tidak lagi manut kepada para ulama,” ungkap Kiai Marzuki.