“Dulu belanja kebutuhan pasar tumpah Pak Loso di unit satu. Tidak ada mobil, jadi jalan kaki dari rumah, ” ujar warga Desa Batu Raden ini.
Ia menyebut, perhatian pemerintah terhadap warga transmigran juga masih ada meski sudah menetap.
Setidaknya, pejabat pemerintah ketika itu menyambangi warga untuk memastikan kondisi mereka, dan mendengar keluhan warga.
“Bupati dan Gubernur saat itu Zainan Sagiman yang mengunjungi warga transmigran, ” sebutnya.
Pria 71 tahun ini menceritakan perjalanannya dari tanah kelahirannya di Banyumas hingga sampai ke Batumarta. Kendaraan mobil yang moda transportasi utamanya dari Banyumas sampai Jakarta.
“Dari Lampung ke Baturaja naik kereta api. Dan nyambung pakai mobil untuk sampai ke Batumarta, ” kenangnya.
Pengakuannya, ia sangat tertarik mengikuti transmigrasi karena fasilitas yang diberikan pemerintah. Yakni, lahan 5 Ha yang per KK.