Jelas, kalau kita jabarkan lebih panjang, akan rancu. Minimal Anda bisa menelaah sendiri, bagaimana jika pengetahuan hanya tunggal, dimana pengetahuan hanya punya
satu kiblat pengetahuan.
Saya hanya membayangkan, tidak kreatifnya dunia ini dan merupakan pekerjaan yang tidak berguna memikirkan islamisasi pengetahuan.
Toh menurut Kuntowijoyo, metode dimana-mana sama: metode survei, metode partisipan, atau metode grounded dapat dipakai dengan aman, tanpa resiko akan bertentangan
dengan iman kita.
Dalam hal ini, saya lebih sepakat dengan istilah Kuntowijoyo, bukan
Islamisasi Pengetahuan, melainkan “Pengilmuan Islam” terhadap ilmu-ilmu yang telah ada, gerakan ini tidak seperti Islamisasi Pengetahuan (konteks ke teks), melainkan (teks ke konteks).
Pengilmuan Islam yang di maksud adalah di mana Islam mampu mewarnai
perubahan dunia.
Intinya, dalam hal ini Islam bukan hanya sebagai ideologi atau doktrin agama,
melainkan sebagai ide dan ilmu.