Sementara, perilaku masyarakat yang abai terhadap lingkungannya, menjadikan nyamuk mudah berkembang biak.
“Kondisi ini meningkatkan resiko penyebaran nyamuk Aedes aegypti, ” jelasnya.
Untuk menekan kasus DBD beberapa hal ditekankan ke masyarakat. Seperti
meningkatkan gerakan PSN dengan 3M+ di masyarakat, penyemprotan di dalam radius 100 meter di lingkungan tersangka DBD, dan melakukan PE untuk mencari adanya penularan setempat dalam radius 100 meter dari rumah tersangka DBD.
“Untuk saat ini, kasus DBD paling banyak di Desa Batumarta I, ” tandasnya.
Untuk informasi, Siarvi adalah aplikasi yang diluncurkan Kementerian Kesehatan RI. Aplikasi tersebut diluncurkan per Februari 2024.
Kedepan, aplikasi tersebut menjadi alat bantu pencatatan dan pelaporan surveilans dengue dan arbovirus lainnya yang dapat menampilkan data real time.
Arbovirus adalah penyakit yang disebabkan virus yang ditularkan nyamuk.