“Nama As-Sobari ini untuk mengingatkan kita pada bapak H.Sobari, ” terangnya.
H Zam Zari ahli waris mengaku tidak tahu proses pembangunan masjid tersebut, setelah tanah diwakafkan. Terlebih mereka tidak lagi menetap di desa itu.
Kendati demikian, mereka merasa sedih sekaligus bahagia. Karena bangunan masjid nan megah berdiri di tanah yang diwakafkan.
“Kami berharap masjid ini digunakan untuk beribadah masyarakat dan kegiatan lainnya, ” pesannya.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Selatan H Ridwan Hayatudin mengatakan, apa yang dilakukan Muhammadiyah bukan hanya untuk Muhammadiyah tapi kembali untuk masyarakat.
“Muhammadiyah tanpa masyarakat tidak ada apa-apanya, ” katanya.
Maka apapun perjuangan, kita butuh kesabaran. Pada hakekatnya orang yang sabar itu mendapat pahala tanpa batas.
“Sabar adalah ciri orang yang taqwa kepada Allah, “tandasnya.