BeritaKhutbah Jumatoku satu

Mulia, Ketakwaanlah Penentunya

×

Mulia, Ketakwaanlah Penentunya

Sebarkan artikel ini
INTI BUDAYA LITERASI
Persembahan Ust. Ahmad Yasin,S.H.I.,M.Pd. DOSEN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNBARA, PENGURUS NU DAN PENYULUH AGAMA ISLAM OKU

Selanjutnya, segala anugerah nikmat ini menjadi tanggung jawab setiap manusia apakah bisa mempertahankan dan mengubahnya untuk lebih baik.

Allah berfirman dalam Surat Ar-Ra’du ayat 11:
إِنَّ ٱللهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنفُسِهِمْ
Artinya:, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.”

Imam Ath-Thabari dalam tafsirnya menjelaskan bahwa pada dasarnya semua orang itu sudah dianugerahi Allah dalam kebaikan dan kenikmatan.

Allah pun tidak akan mengubah kenikmatan-kenikmatan seseorang yang sudah didapatkannya dari lahir, kecuali mereka mengubah kenikmatan tersebut menjadi keburukan yang disebabkan perilakunya sendiri.

Untuk kita sadari, setiap manusia dilahirkan ke dunia ini dalam keadaan suci dan tentunya mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan kenikmatan dari Allah.

Dapatkan berita terupdate OKU SATU di Google News