Salah satu hasil survey Pusat Pengkajian Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menunjukkan, bahwa sikap intoleran dan radikalisme di lingkungan sekolah dan universitas sangat tinggi.
51,1 persen responden siswa/mahasiswa intoleran terhadap aliran Islam minoritas. Seperti Ahmadiyah dan Syi’ah.
Sedangkan 34,3 persen intoleran terhadap kelompok agama selain Islam, 48,95 persen.
Responden mengatakan bahwa pendidikan agama mempengaruhi mereka untuk tidak bergaul dengan siswa beragama lain (Idhom & Muthahhari, 2017).
Survey lain juga di lakukan oleh LPPM Universitas Nahdhatul Ulama terhadap perguruan tinggi negeri di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Hasilnya terjadi intoleransi dan gerakan anti keragaman oleh gerakan tarbiyah yang berkiblat ke Ikhwanul Muslimin, Hizbu Tahrir dan Salafi (NU Online, 2019).