Suardi merasa yakin dengan ilmu yang didapat dari tempatnya bekerja. Lalu mengundurkan diri, karena berniat membuka usaha yang sama, namun bukan di Belitang. Tapi kembali ke tempat pertamakali kakinya menjajakkan Baturaja.
“Tahun 1987 saya mulai usaha sendiri, Alhamdulillah sampai sekarang, ” tuturnya.
Pandai besi yang dirintisnya itu, merupakan pandai besi pertama di Batumarta, sebelum akhirnya lahir pandai besi – pandai besi lainnya.
“Pertama kali di Batumarta, ya pandai besi punya saya, ” imbuhnya.
Awal berdiri, semua jenis perabot dapur maupun perkebunan diproduksi. Namun, makin ke sini, arah pekerjaannya diubah. Ia hanya fokus pada servis pisau sadap karet.
“Servis pisau sadap sehari bisa 15 buah, tapi kalau bikin dari nol paling banyak bisa diproduksi 8 buah, ” sebutnya.
Meski saat ini, alat pisau sadap banyak dijual, namun masyarakat Batumarta yang didominasi petani karet, lebih memilih memperbaiki pisau sadap, dibanding beli pisau baru.
