Kalau kita bekerja keras pasti akan panen, kalau parpol yang penting kan panen, syukur kalau tanpa kerja.
Mungkin sebagian dari para pengurus kita, anggepannya ini hamparan sawah NU kan luar biasa, hamparan kultural tak terbatas, gitu saja sudah ditawar orang tanpa kita ngopeni.
Pada saat tertentu saya sebagai pimpinan NU ditingkat apa, diajak pilihan lurah atau bupati, tidak usah kerja dengan memberikan image ini lho hamparan kultural kita, paling-paling ada rapat akbar di alun-alun dan ini kadang sebenarnya show of force.
Ini sebenarnya untuk menunjukkan kita punya pengikut, anda beli berapa, ini sebenarnya, tanpa harus bekerja. Jadi kita jualan hamparan kulturalnya.
Sekarang kan masyarakat bisa berfikir sendiri, akhirnya kadang-kadang terjebak juga kita.
Organisasi lain hampir tidak ada yang suka mengumpulkan ribuan orang di alun-alun, Muhammadiyah atau Katolik, tapi apa mereka lemah, justru kekuatannya dibawah permukaannya.