Kalau organisasi NU mulai dari daunnya atau atau pusatnya yang terlihat dimana-mana sampai dengan akarnya bukan saja akar tunjang, yang dapat dikatakan sebagai MWC atau rantingnya, tetapi akar serabutnya yang dapat disepadankan dengan anak ranting.
Inilah yang paling menghujam ke bumi. Inilah yang paling menyerap nutrisi. Ini seperti dikatakan dalam al Qur’an “akarnya merasuk dalam bumi, cabangnya menjulang tinggi ke langit dan terus menerus memberikan buah karena menyerap nutrisi dari umat”
Dengan masjid sebagai unit terkecil dari jamiyyah NU, maka kegelisahan mesjid kita di ambil orang, itu bisa dinetralisir, tidak mungkin kalau di setiap masjid ada aktifitas NU kemudian orang berani menganggu masjid kita disamping kita memperkuat organisasi sampai ke basis.
Jadi kelompok anak ranting ini kepengurusannya seperti yang lain, ada syuriah, ada tanfidziyah, jadi di setiap titik di setiap kampung, warga masyarakat bisa ketemu dengan pengurus NU, kapan saja, terutama habis waktu sholat , jadi bisa diomong, “tadi habis subuh saya ketemu rais syuriah, tadi saya habis berdiskusi dengan ketua tanfidziyah”, sekarang ini kalau mau ketemu dengan rais syuriah kan seperti melangit.