“Khawatir kalau hujan, pondasi bisa ambrol. Apalagi sekarang ini sudah lama tidak ada hujan, jadi tanah sangat kering,” sebutnya.
Abrasinya tanah pondasi tiang terjadi sejak 2021. Sementara sejak 2014, talud di bawah jembatan yang menahan bawah jembatan sudah ambrol diseret banjir.
“Di bawah jembatan ini drainase induk. Air limbah dari pasar tempel, Kebun Jeruk, Kebun Jati dan sebagian pasar atas, buangnya ke sini.
BACA JUGA Harga Pangan Babak Belur, Pj Gubernur Minta Pasar Murah Digenjot
BACA JUGA Kapolres Mendadak Kumpulkan Ratusan Personil di Mapolres, Ada Apa
Jadi terjangan airnya sangat kuat saat hujan,” katanya.
Ia berharap, rusaknya infrastruktur di kawasan itu ditanggapi pemerintah. Karena, jika jembatan roboh tidak menutup kemungkinan berdampak pada rumah di sekitar jembatan.
“Kalau jembatan roboh, rumah di kanan kiri jembatan bisa ketarik juga, ” tandasnya. (Ofa)