BeritaKhazanah Islamoku satu

Tujuh Posisi Makmum dan Shof Jamaah Perempuan

×

Tujuh Posisi Makmum dan Shof Jamaah Perempuan

Sebarkan artikel ini
INTI BUDAYA LITERASI
Persembahan Ust. Ahmad Yasin,S.H.I.,M.Pd. DOSEN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNBARA, PENGURUS NU DAN PENYULUH AGAMA ISLAM OKU

Tujuh posisi makmum dan shof jamaah perempuan
Persembahan Ust.Yasin

Siapa pun yang mengikuti shalat berjamaah tentu berharap mendapat keutamaan yang sempurna. Di antaranya mendapat keutamaan shalat 27 derajat, meraih keutamaan menghidupkan malam, dibebaskan dari siksa api neraka, dan sebagainya.  Namun, untuk meraih keutamaan-keutamaan itu ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi, ada larangan yang harus ditinggalkan, dan hal-hal makruh yang harus dihindari. Sebab, jangankan perkara terlarang, perkara makruh saja dapat menyebabkan hilangnya keutamaan-keutamaan tersebut.
Pertanyaannya, ketika ada perkara makruh yang dilakukan seorang makmum pada saat berjamaah, membarengi gerakan imam misalnya, apakah dapat menggugurkan seluruh keutamaan berjamaah?   Hal itu pernah dijawab oleh Syekh Syamsuddin ar-Ramli:
لَوْ قَارَنَ الْمَأْمُومُ الْإِمَامَ فِي بَعْضِ أَفْعَالِ الصَّلَاةِ أَوْ كُلِّهَا هَلْ يَضُرُّ ذَلِكَ أَمْ لَا؟ فِيهِ نَظَرٌ، وَالْأَقْرَبُ الثَّانِي؛ لِأَنَّ الْجَمَاعَةَ فِي الْكُلِّ حَاصِلَةٌ حَقِيقَةً وَفَضْلُهَا حَاصِلٌ فِي الصَّلَاةِ فِي الْجُمْلَةِ عَلَى مَا اعْتَمَدَهُ الشَّارِحُ وَإِنْ فَاتَتْهُ الْفَضِيلَةُ فِيمَا قَارَنَ فِيهِ فَقَطْ
Artinya, “Seandainya makmum membarengi imam dalam beberapa perbuatan shalat atau dalam seluruhnya, apakah hal itu merusak atau tidak? Di sini ada dua pandangan. Namun yang lebih dekat adalah pandangan kedua. (Tidak merusak total). Sebab, berjamaah dalam keseluruhan shalat pada hakikatnya sudah tercapai. Demikian pula keutamaan shalat berjamaah secara keseluruhan sudah tercapai menurut pendapat yang dianggap mu’tamad oleh pensyarah kitab. Kendati, ada keutamaan yang kurang maka pada perbuatan shalat yang dibarengi makmum saja.”  (Lihat: Syamsuddin ar-Ramli, Nihayatul Muhtaj, juz II/152).
Meski perkara makruh hanya mengurangi keutamaan pada rukun yang dibarengi saja, tetapi jika dilakukan di setiap rukun atau sejak awal shalat, bukan mustahil keutamaan shalat berjamaah seseorang bisa sia-sia begitu saja. Untuk itu, kiranya perlu diuraikan kembali hal-hal apa saja yang makruh dilakukan saat berjamaah sehingga bisa mengurangi keutamaan.    Para ulama fiqih sudah menguraikannya. Namun, mengingat cukup banyaknya hal-hal makruh dalam berjamaah, maka dalam kesempatan ini hanya dibahas yang berkaitan dengan posisi makmum saja:
Makruh jika posisi makmum sejajar dengan posisi iman. Yang menjadi ukuran sejajar adalah tumit jika makmum shalat berdiri, dua bokong jika makmum shalat duduk, lambung jika makmum shalat sambil tidur miring, dan kepala jika makmum shalat sambil telentang.
فإن ساواه بالعقب كره ولم يحصل له شيء من فضل الجماعة

Dapatkan berita terupdate OKU SATU di Google News