Ujian, kesulitan dan musibah yang kita hadapi, sejatinya mengandung hikmah yang sangat besar jika kita mampu menghadapi dengan sabar.
Dari sini kita bisa mengambil kesimpulan, bahwa ketika nikmat yang diberikan Allah begitu banyak, kita selayaknya harus selalu mensyukurinya.
Bagaimana cara bersyukur? Yakni dengan mentaati-Nya, menghindarkan diri dari semua yang dilarang, atau setidaknya, seperti yang diungkapkan Imam al-Ghazali, kita tidak memanfaatkan fasilitas kenikmatan tersebut sebagai alat untuk mendurhakai Allah swt.
Dan saat musibah hidup melanda pun, kita bisa pula mendapatkan nilai pahala dengan bersabar menghadapinya.
Bisakah kita tetap bersyukur saat musibah mendera? Sebagian ulama berpandangan, bahwa syukur hanya bisa diaplikasikan pada suatu kenikmatan, tidak sebaliknya yakni musibah dan ketidak-nyamanan hidup.
Sebab dalam konteks tersebut, tugas seorang hamba adalah sabar, bukan syukur.