Pentingnya Waspadai Pada Syirik Khofi (samar)
Persembahan Ust.Yasin
firman Allah subhanahu wa ta’ala:
إِنَّ اللهَ لاَ يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا. (النسآء، 4: 48)
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. an-Nisa’: 48)
Kebaikan dan kebenaran memang tidak selalu harus berangkat dari teks-teks syariat, karena Allah SWT telah menganugerahkan akal budi kepada manusia.
Dengannya manusia bisa berkreasi dalam kebaikan dan kebenaran, sebagai konsekuensi sebagai makhluk berbudaya.
Akan tetapi, kita harus sadar dan mengakui, bahwa akal budi saja tidak cukup bagi manusia menjadi baik dan benar menurut Allah SWT Sang Pencipta.