Si Nenek bermaksud meminta belas kasih, agar di berikan makanan dan minuman. Namun masyarakat yang kaya namun sombong, bukan mengabulkan permintaan. Tapi justru mencacinya.
Nenek yang sudah kadung lapar dan haus, tersulut emosinya. Dengan kekecewaan yang mendalam, ia menantang warga desa untuk mencabut lidi yang di tancapkannya di atas bukit.
Warga desa berebut menjawab tantangan di nenek. Namun, tidak satu pun warga desa berhasil mencabut lidi yang tertancap.
Giliran nenek, dengan mudahnya tangan keriput itu mencabut lidi yang di tancapkannya. Namun bukan itu yang menjadi kehebohan.
Tapi dari lubang bekas lidi tertancap, keluar air dari perut bumi sangat deras. Bahkan dalam hitungan singkat, kampung tersebut karam. Kampung yang dulunya terisi masyarakat, berubah menjadi Danau Rakihan.
Mitos lain yang beredar, bahwa Danau Rakihan dan Danau Ranau terhubung lewat sungai di bawah tanah.