Semisal keberadaan penguasa Iskandar Zulkarnain yang Allah tempatkan sebagai raja di dunia, mengurusi dunia sebab-akibat.
Syahwah (atau syahwat) secara bahasa memiliki arti: tatapan yang kuat, atau keinginan. Secara maknawi merupakan keinginan kepada bentuk-bentuk material dan duniawi, seperti harta, makanan dan lawan jenis.
Berbeda dari syahwat, hawa-nafsu (disingkat “nafsu”) adalah keinginan kepada bentuk-bentuk non-material, seperti ego, kesombongan, dan harga diri. Kemudian Himmah yang merupakan lawan kata dari syahwat, yang juga memiliki arti keinginan.
Namun bila syahwat merupakan keinginan yang rendah (kurang Baik), maka himmah adalah keinginan yang tinggi (Baik dan murni), keinginan menuju Allah.
Sebenarnya semua itu hanyalah Karunia-Nya kepada kita karena Dia-lah yang menciptakan amal untuk kemudian kita turut mengerjakannya.
Maka pada setiap amal pekerjaan kita, niatkanlah sebagai bentuk pengabdian kita untuk-Nya. Mengapa demikian? Amal itu bermula dari-Nya dan kita kembalikan hanya kepada-Nya (baikpun tajrid maupun Asbab).