Sejak awal tumbuh masih menjadi putik akan diuji dengan gangguan tupai, musang, kumbang, dan binatang-binatang lain. Setelah lulus dari ujian ini, ia akan diuji rasa tahan bantingnya tatkala diambil oleh penyantap.
Bukankah cara mengambil kelapa umumnya akan dilemparkan atau dijatuhkan dari atas pohonnya? Bayangkan jika ia jatuh di atas tanah yang keras, akan terkelupas kulitnya.
Jika ia jatuh di tanah yang penuh lumpur, umumnya orang akan mengambilnya dengan menancapkan parang atau benda tajam lainnya untuk mengambilnya. Ujian terus berlanjut sampai ketika ia dibawa ke rumah.
Kulitnya akan dikelupas, dagingnya akan diparut menjadi santan. Setelah menjadi santan ia diuji dengan air panas menggelegak guna kepentingan lauk-pauk dan penyedap rasa “orang lain”, lalu dimasukkan daging ayam, telur, daging sapi, atau lainnya.
Pertanyaannya sekarang, apakah setelah lauk pauk itu siap saji dan siap santap, si penyantap akan bertanya, “Apakah kelapa telah masak?” atau justru yang ditanya sebaliknya, misalkan, “Apakah gulai ayam telah siap?”