“Mulai kapannya terminal ada, tidak tahu persis. Tapi tahun 1977 saya jualan es di terminal, ” kenangnya ayah 57 tahun ini sembari menjahit pakaian.
Lokasi persis tempat pemberhentian penumpang berada di gedung pasar BJ yang berdampingan dengan jalan Akmal.
“Di lahan gedung itu dulu lahan luas. Kendaraan menaik turunkan penumpang di sana, ” tuturnya sembari menunjuk gedung besar di seberangnya yang sekarang menjadi kantor unit pasar atas dan pasar BJ.
Untuk masuk ke terminal, kendaraan dari arah jembatan Ogan I, melalui jalan Warsito langsung masuk ke pelataran terminal.
“Jalan Warsito jalan lama. Jalan Akmal belum ada ketika pasar masih berupa terminal, ” katanya.
Di halaman terminal hanya ada kantor pelayanan angkutan serta ruang tunggu. Di seberangnya ada pasar inpres lama yang berjejer dengan kantor Pegadaian.