OKUSATU.ID – Petani kopi di Desa Mendingin Kecamatan Ulu Ogan, gigit jari. Hasil panen dari komoditi itu terjun bebas. Padahal panen hanya terjadi satu kali dalam satu tahun.
Masyarakat petani pasrah dengan kondisi itu. Karena, mereka sudah menyadari sejak lama. Bahkan penyebabnya pun mereka tahu. Soal pupuk.
“Satu tahun ini tanaman kopi tidak dipupuk, ” ujar Idham, petani warga desa setempat, Senin 22 Mei 2023.
Pemupukan tanaman kopi, jelas dia, hanya dilakukan satu tahun dua kali. Setiap enam bulan harus dipupuk, agar buah kopi banyak saat dipanen.
“Tapi karena tidak dipupuk sama sekali, hasil panen anjlok, ” ungkapnya.
Dalam satu hektar lahan, idealnya kopi yang dipanen mencapai 1 ton hingg 2 ton. Dengan porsi pemupukan normal. Namun karena tidak dipupuk, satu hektar lahan hanya menghasilkan sedikit.
“Cuma 200 kg hasil panen. Ada juga yang sampai 500 kg, ” jelasnya.