BeritaHeadline

Pupuk Subsidi Sulit Didapat, Hasil Panen Kopi Anjlok Petani di Ulu Ogan Menjerit

×

Pupuk Subsidi Sulit Didapat, Hasil Panen Kopi Anjlok Petani di Ulu Ogan Menjerit

Sebarkan artikel ini

 

Kondisi ini, kata dia, juga dirasakan petani kopi lain di desa itu. Karena penyebabnya sama. Yakni soal ketersediaan pupuk di agen.

 

“Hampir 90 persen warga bertani kopi. Dan tanaman kopi prioritas di desa ini, ” ungkapnya.

 

Petani kopi sangat mengandalkan pupuk jenis urea yang disubsidi. Karena harganya lebih murah dibanding harga pupuk non subsidi.

 

“Pupuk subsidi Rp 160 ribu sampai Rp 170 ribu persak. Sedangkan non subsidi Rp 350 ribu persak, ” tuturnya.

 

Tingginya harga pupuk non subsidi, sangat menyulitkan petani. Apalagi kebutuhan pupuk per pertani hingga ratusan kuintal pupuk.

 

“Karena harga mahal, warga pasrah tanpa pupuk, ” ungkapnya.

 

Sementara, untuk membeli pupuk subsidi, petani harus memiliki kartu tani. Sedangkan untuk proses pengurusan kartu tani, ada kendala sendiri.

 

“Rumit bikin kartu tani, ” katanya.

Dapatkan berita terupdate OKU SATU di Google News