Tapi, janganlah semua itu dijadikan sebagai penghambat. Sebaliknya, jadikanlah semua itu sebagai motivasi.
Imam Syafi’i dalam kitab Diwan-nya berkata: “Bersabarlah atas pahitnya sikap kurang mengenakkan dari guru, Karena sesungguhnya endapan ilmu adalah dengan menyertainya. Barang siapa yang belum merasakan pahitnya belajar meski sesaat maka akan menahan hinanya kebodohan sepanjang hidupnya. Barang siapa yang tidak belajar di waktu mudanya, bertakbirlah 4 kali atas kematiannya”.
Dalam nasihat Imam Syafi’i lainnya, lagi-lagi sang ulama mengatakan :
حَيَاةُ الْفَتَى وَاللهِ بِالْعِلْمِ وَالتُّقَى # إِذَا لَمْ يَكُوْنَا لَا اعْتِبَارَ لِذَاتـِهِ
Artinya:“Demi Allah, kehidupan manusia ditentukan oleh ilmu dan ketakwaan. Apabila keduanya sudah tidak ada, maka tidak ada lagi harga diri pada dirinya.”
Eksistensi seorang pemuda – Demi Allah – adalah dengan ilmu dan ketakwaan. Jika keduanya tidak ada padanya, maka tidak ada jati diri padanya.” Dari nasihat Imam Syafi’i di atas, ketika menghadapi sikap yang kurang mengenakkan dari guru, kuncinya adalah sabar.