Sebagaimana pepatah Arab mengatakan “man shabara dhafira” (barang siapa bersabar, beruntunglah dia), ini juga sejalan dengan firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 45:
وَاسۡتَعِيۡنُوۡا بِالصَّبۡرِ وَالصَّلٰوةِ ؕ وَاِنَّهَا لَكَبِيۡرَةٌ اِلَّا عَلَى الۡخٰشِعِيۡنَۙ ٤٥
Artinya: “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya keduanya itu sulit untuk dilakukan, kecuali bagi orang-orang yang khusyu”.
Shalat di sini, maksudnya adalah do’a. Dalam menunjukkan shalat dan sabar dalam ayat tersebut, digunakan kata ganti tunggal fainnaha bukan fainnahuma.
Ini menunjukkan keharusan menggerakkan shalat dan sabar dalam satu gerakan kesatuan, tidak memisahkan diantara keduanya.
Kemudian, untuk menjadikan ilmu yang kita punya itu bernilai penuh kemuliaan, maka amalkanlah ilmu itu sehingga bermanfaat bagi orang lain.
Nabi s.a.w pernah bersabda: “Khairun naas anfa’uhum lin naas. Sebaik-baik manusia adalah yang memiliki manfaat kepada manusia lain.”