Budaya dan Kitab Kuning
Sebagai organisasi yang memegang teguh tradisi, Nahdlatul Ulama (NU) sesungguhnya memiliki kekayaan sosial yang besar.
Di samping berupa simbol-simbol amaliah keagamaan seperti tradisi melantunkan shalawat badar, maulid ad-diba’ atau al-barzanji, kapital sosial lain yang tak kalah penting adalah kekayaan maraji’ yang melimpah dalam Kutub Al-Turats, yakni kitab kuning.
Kitab kuning merupakan media yang menjembatani peradaban masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang.
Kitab kuning ini menjadi penghubung peradaban melalui tiga jalur sekaligus, yakni sanad keilmuan, kandungan pemahaman, hingga bahasa pemaknaan.
Seperti di ketahui, kitab kuning adalah buku teks perihal keagamaan yang di tulis oleh para ulama.
Sebagian besar kitab kuning yang di pelajari para santri di tulis oleh ulama terdahulu dengan konteks zaman dan tempat yang jauh berbeda dengan saat kitab itu di pelajari mereka.