Ahmad Yasin,S.H.I.,M.Pd.
Pengurus NU, Dosen pendidikan agama Islam UNBARA dan penyuluh Agama islam OKU
Seiring kompleksitas perkembangan politik Indonesia, perjalanan politik NU juga menanjak kencang.
NU mulai bersentuhan dengan politik kenegaraan (kebangsaan). Terutama masa-masa sesudah kemerdekaan.
Persentuhan ini merupakan pengaruh gerakan nasionalisme di beberapa negara yang bergerak menuju kemerdekaan.
Kontribusi politik kenegaraan NU yang paling jelas adalah dukungan Wahid Hasyim, wakil NU dalam PPKI, untuk tidak mencantumkan Piagam Jakarta dengan beberapa isinya dalam Dasar Negara kita.
Memang benar jika Esensi NU didirikan bukan untuk tujuan politik kekuasaan, tetapi politik (keagamaan) yang senantiasa berbasis kerakyatan.
Maka, bagi umat Islam Indonesia yang menginginkan pelaksanaan praktik dan pemikiran keagamaannya dekat dengan tradisi lokalnya, kehadiran NU dinilai memberi perlindungan.