Jika ini bisa disebut tindakan politik kerakyatan dalam pengertian luas, maka politik jenis inilah yang patut disebut tingkatan politik tertinggi NU.
Dalam politik kekuasaan, keterlibatan pertama NU ditandai dengan dukungannya terhadap pendirian Masyumi.
Ketika menjadi organisasi penyangga Masyumi. Tokoh-tokoh NU terlibat perebutan kekuasaan. Baik untuk jabatan dalam tubuh partai maupun di luar partai (eksekutif).
Politik kekuasaan masa ini diakhiri dengan perpecahan, konflik politik yang terbilang kurang mengenakkan.
Keterlibatan paling pekat dengan politik kekuasaan, yaitu saat NU berdiri sebagai partai politik (1952) pasca pecah atau cerai dari Masyumi.
Sebagai organisasi besar yang telah lama berkiprah di kancah perpolitikan tanah air, tentu saja tidak ada salahnya jika NU memiliki wadah aspirasi politik bagi warganya.