Inilah yang oleh Asep Saeful Muhtadi dilanggamkan dengan lugas bahwa NU mau tidak mau memang harus berpolitik untuk menyalurkan ghirah atau energy politik sebagian umat, elit, maupun kelembagaannya.
Sebenarnya, jauh sebelum NU didirikan, titik-titik embrio kekuatan politik Islam tradisional dalam tubuh NU telah diproduksi oleh KH. Wahab Hasbullah.
Banyak aktifitas gerakan yang dilakukan KH Wahab Hasbullah dalam rangka mewujudkan kekuatan politik.
Hasilnya adalah tumbuhnya lembaga-lembaga dengan sebutan Nahdlatut Tujjar, Nahdlatul Wathan, Subbanul Wathan, dan Tashwirul Afkar.
Ketiga lembaga ini kelak melahirkan banyak gerakan kebajikan dengan keunikannya masing-masing.
Kemudian pada tahun 1945, NU mengeluarkan Resolusi Jihad yang membakar semangat perjuangan para pembela Republik, khususnya di wilayah Jawa Timur.