Mereka tidak memikirkan sama sekali apakah anaknya akan menjadi yatim dan istrinya menjadi janda. Yang terpikir di benak mereka hanyalah berjuang untuk meraih satu kata: merdeka.
Sayyidina Umar bin Khathab dalam hal ini mengatakan:
مَتَى اسْتَعْبَدْتُم النَّاسَ وَقَدْ وَلَدَتْهُمْ أُمَّهَاتُهُم أَحْرَارًا
Artinya: “Sejak kapan kalian memperbudak (menjajah) manusia, sedangkan ibu-ibu mereka telah melahirkan mereka sebagai orang-orang yang merdeka.”
Syekh Musthofa Al-Ghalayini dalam kitabnya ‘Idzatun Nasyi’in juga menyatakan:
أَنَّ لِلأُمَمِ أَجَلًا وَأَجَلُ كُلِّ أمَّةٍ يَوْمَ تَفْقَدُ حُرِّيَّتُهَا
Artinya: “Setiap bangsa memiliki ajal yang menjadi akhir (kematiannya), dan ajal setiap bangsa itu adalah ketika mereka kehilangan kemerdekaannya.”
Hadirin sidang Jum’at rahimakumullâh
Pada momentum peringatan hari pahlawan ini, marilah sejenak kita mengingat kembali kisah perang Khandaq, perang yang terjadi pada masa Rasulullah SAW.