BeritaKhazanah Islamoku satu

Benarkah Penggunaan dan Bakar Kemenyan adalah Syirik

×

Benarkah Penggunaan dan Bakar Kemenyan adalah Syirik

Sebarkan artikel ini
INTI BUDAYA LITERASI
Persembahan Ust. Ahmad Yasin,S.H.I.,M.Pd. DOSEN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNBARA, PENGURUS NU DAN PENYULUH AGAMA ISLAM OKU

Di Indonesia, penggunaan kemenyan atau dupa seringkali dikaitkan dengan perdukunan. Kontras dengan itu, di negara Arab, termasuk dua kota suci, yaitu Makkah dan Madinah, kemenyan identik dengan wewangian di dua masjid terbesar di sana, yaitu di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.

Bagi yang sudah pernah berkunjung ke sana, cerita ini sudah menjadi maklum. Di Indonesia sendiri sebenarnya banyak majelis shalawat ataupun maulid yang masih mentradisikan pembakaran kemenyan sebagai wewangian. Lalu, apakah penggunaan kemenyan yang sering ditemukan di dunia Islam itu berbeda dengan yang sering dijumpai dalam dunia klenik?

Ragam Kemenyan Kemenyan atau luban merupakan semacam resin yang dihasilkan dari getah tanaman tertentu dan biasanya digunakan sebagai salah satu bahan untuk dupa atau bukhur (bahan yang asapnya mengeluarkan bau wangi bila dibakar).

Ternyata ada beberapa jenis kemenyan yang dikenal di dunia.
Yang pertama adalah luban Jawi (kemenyan Jawi) yang berasal dari tanaman Styrax benzoides, sebuah tanaman yang hanya tumbuh di Sumatera dan sekitarnya.

Dapatkan berita terupdate OKU SATU di Google News