BeritaKhazanah Islamoku satu

Benarkah Penggunaan dan Bakar Kemenyan adalah Syirik

×

Benarkah Penggunaan dan Bakar Kemenyan adalah Syirik

Sebarkan artikel ini
INTI BUDAYA LITERASI
Persembahan Ust. Ahmad Yasin,S.H.I.,M.Pd. DOSEN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNBARA, PENGURUS NU DAN PENYULUH AGAMA ISLAM OKU

Sebagai Aktivitas Medis Pembakaran dupa dengan berbagai bahan yang wangi sering dilakukan oleh kaum Muslimin di Timur Tengah ketika wabah menerjang, sebagaimana dikemukakan oleh Ibnu Al-Wardi dalam kitab al-Maqamah al-Wardiyah.

Hal ini dikisahkan oleh Imam Suyuthi ketika mengisahkan tentang thaun di tahun 749 Hijriah. Ibnu Al-Wardi menceritakan bahwa kehidupan kaum Muslimin berubah kelam selama terjadinya pandemi.

Masyarakat Muslim berusaha untuk memperbaiki keseimbangan tubuh, mengasapi rumah dengan dupa amber, kamper, su’d, dan cendana wangi (Jalaluddin As-Suyuthi, Riwayat Thaun dan Wabah, hal. 281).

Secara khusus, penggunaan luban Arab ketika terjadinya wabah ditulis dalam kitab pengobatan nabawi (Thibb An-Nabawi) seperti yang disebutkan oleh Al Hafidz Adz-Dzahabi:   “

Uap kemenyan Arab bermanfaat manakala terjadi wabah, karena ia memaniskan udara dan memperkuat pertahanan tubuh” (Thibb An-Nabawi, hal. 173).

Dapatkan berita terupdate OKU SATU di Google News