Penggunaan kemenyan Arab dalam kitab Thibb An-Nabawi tersebut memang ditujukan untuk memberikan aroma yang manis pada udara sehingga mampu membawa efek pada peningkatan daya tahan tubuh.
Hal ini sangat relevan dalam situasi wabah yang mencemaskan sehingga berpotensi menurunkan daya tahan tubuh.
Berdasarkan adat di Timur Tengah, pembakaran kemenyan Arab sebenarnya sudah menjadi tradisi harian sejak dahulu kala dan sampai saat ini masih dipertahankan.
Mereka mulai membakarnya menjelang waktu maghrib sebagai aromaterapi yang berkhasiat untuk menenangkan perasaan atau mood sehingga membawa kepada peningkatan daya tahan (imunitas) tubuh.
Sudah sama-sama diketahui bahwa awal waktu malam adalah waktu untuk mulai beristirahat dari segala aktivitas yang menyibukkan dan menyita tenaga.
Agar tidur di waktu malam menjadi nyenyak dan berkualitas, maka efek aromaterapi dari pembakaran Kemenyan Arab di waktu sore memberikan khasiat untuk tujuan itu.