Kembali pada penggunaan kemenyan di Indonesia, yang sering digunakan dalam tradisi masyarakat sebagaimana disebutkan di awal tulisan ini adalah kemenyan yang berasal dari tanaman Styrax benzoides atau luban Jawi.
Tidak dapat dipungkiri bahwa di Indonesia, penggunaan luban Jawi lebih banyak karena tanamannya lebih banyak dijumpai di Indonesia daripada luban Arab.
Meskipun demikian, komunitas habaib maupun jamaah majelis shalawat dan maulid biasanya menggunakan kemenyan Arab yang bahannya diimpor dari Timur Tengah.
Perbedaan ini tidak menjadi masalah karena esensi tujuan penggunaannya dalam berbagai acara yang islami adalah semata-mata sebagai pewangi, bukan diyakini untuk memanggil arwah maupun membantu menyampaikan doa ke langit melalui uapnya.
Mewangikan udara sebagai tujuan, dan proses membakarnya hanya sebagai metode untuk mencapai tujuan tersebut. Hal inilah yang perlu dipahami oleh masyarakat, terutama kaum Muslimin sehingga penggunaannya tidak membawa kepada tuduhan bid’ah, apalagi musyrik.